Kamis, 24 Oktober 2013

Sistem Pencernaan (Gastroenteritis)

GASTROENTEROLOGI

I.                   DEFENISI
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan / atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.

II.                ETIOLOGI
Infeksi          : Virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk , bakteri ( Shigella, Salmonella, E. colli, Vibrio) ; parasit (protozoa : E. histolycia, G. lambli, Balantidium colli; cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongiloideus,dan jamur : Kandida )
Malabsorpsi  : Karbohidrat ( intoleransi laktosa ), lemak, atau protein
Makanan      : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Imunodefisiensi
Psikologis     : rasa takut dan cemas

Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi :
1.      Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen; hiperperistaltik usu halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan defisiensi imun terutama IgA sekretorik.
2.      Diare osmotic, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan kekurangan air (dehidrasi ), gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis metabolic ), yang secara klinis berupa pernapasan kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.

III.             MANIFESTASI KLINIS
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan / lender, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnay lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun – ubun besar cekung. Tonus dan turgorkulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.


IV.             PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan tinja        : makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance ), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2.      Pemeriksaan darah      :  darah perifer lengkap, analis gas darah dan elektrolit ( terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang )
3.      Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4.      Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.


V.                PENATALAKSANAAN
Prinsip :
1.      Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sam pai diarenya berhenti  ( terapi rumatan ).

Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/ atau muntah (previous water losses = PWL ); ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = WNL); dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang melalui tinja dan muntah yang masih terus berangsung (concomitant water losses = CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing – maisng anak atau golongan umur.

a.       Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur <2 tahun (BB 3-10 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250

b.      Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg) sesuai dengan derajat dehidasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
30
80
25
135
Sedang
50
80
25
155
Berat
80
80
25
185


c.       Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur >15 tahun (BB 15-25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
25
65
25
115
Sedang
50
65
25
140
Berat
80
65
25
170

2.      Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pda status gizi.
3.      Antibiotic dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasusu, termasuk diare dengan panas, kecuali pada :
-          Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis
-          Suspek kolera dengan dehidrasi berat
-          Diet persisten
4.      Obat – obat antidiare meliputi antimotilitas (misal: loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben (missal : norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk prometazin dan klorpromazin. Tidak satupun obat – obat ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan. Obat – obat ini tidak boleh diberikan pada anak <5 tahun.
Table derajat dehidrasi
Penilaian
A
B
C
Lihat :
keadaan umum


Mata


Air mata

Mulut dan lidah

Rasa haus


Periksa :
Turgor kulit

Hasil pemeriksaan


Terapi

Baik, sadar


Normal  


Ada

Basah

Minum biasa tidak haus


Kembali cepat

Tanpa dehidrasi


rencana terapi A

Gelisah, rewel


Cekung


Tidak ada

Kering

Haus, ingin minum banyak


Kembali lambat

Dehidrasi ringan/ sedang

Rencana terapi B

Lesu, lunglai, atau tidak sadar

Sangat cekung dan kering

Tidak ada

Sanat kering

Malas minum atau tidak bisa minum


Kembali sangat lambat

Dehidrasi berat


Rencana terapi C


Rencana terapi A
Digunakan untuk :
1.      Mengatasi diare tanpa dehidrasi
2.      Meneruskan terapi diare dirumah
3.      Memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi
Tiga cara dasar terapi dirumah adalah sebagai berikut :
1.      Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
-          Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cair (sup, air tajin, minuman yoghurt) atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah (catatan: jika anak berusia <6 bulan dan belum makan yang cair)
-          Berikan larutan ini sebanyak anak mau
-          Teruskan pemberian larutan ini hinging diare berhenti
2.      Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
-          Teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan
-          Untuk anak <6 bulan dan belum mendapat makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari
-          Bila anak 6 bulan atau lebih mendapat makanan padat
·         Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang – kacangan, sayur, daging, atau ikan, tambahan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi
·         Biarkan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
·         Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik
·         Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
·         Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan tambahan setiap hari selama 2 minggu
Bahwa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut :
-          Buang   air besar cair sering kali
-          Muntah berulang – ulang
-          Sangat haus sekali
-          Makan atau minum sedikit
-          Demam
-          Tinja berdarah
Jika anak akan diberi larutan diare dirumah, tunjukan kepada ibu jumlah oralit yang diberikan setiap habis buang air besar dan berikan oralit yang cukup untuk 2 hari.
Cara memberikan oralit :
1.      Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
2.      Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
3.      Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit (misalnya sesendok tiap 1-2 menit)
4.      Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit.
Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO, tiap 1 liter mengandung 3,5 g/l natrium klorida, 2,5 g/l natrium bikarbonat, 1,5 g/l kalium klorida, dan 20 g/l glukosa. Elektrolit yang dikandung meliputi natrium 90 mMol/l, klorida 80 mMol/l, kalium 20 mMol/l, bikarbonat 30 mMol/l, dan glukosa 111 mMol/l.

Rencana pengobatan B
Dalam 3 jam pertama berikan 75 ml/kgBB atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai table.
Umur
<1 tahun
1-5 tahun
>5 tahun
Dewasa
Jumlah oralit
300 mL
600mL
1200mL
2400mL

·         Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah
·         Dorong ibu untuk meneruskan ASI
·         Untuk bayi <6 bulan yang tidak mendapatkan asi, berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini
Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit:
·         Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
·         Tunjukan cara memberikannya – sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah 2 tahun , beberapa teguk dari cangkir – untuk anak yang lebih tua.
·         Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
·         Bila anak muntah tunggu 10 menit, kemudian teruskan pemberian oralit lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2-3 menit
·         Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak telah hilang.
Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana A,B, atau C untuk melanjutkan pengobatan.
·         Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A. bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan lelah kemudian  mengantuk dan tidur.
·         Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi rencana B tetapi tawarkan makanan, susu, dan sari buah seperti rencana A
·         Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan rencana C.
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana pengobatan B:
·         Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3 jam dirumah
·         Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari seperti dijelaskan dalam rencana A
·         Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit.
-          Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti
-          Member makan anak
-          Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar