Definisi
Penyakit
Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat
otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik
yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Parkinsonisme
merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,
bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan
pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang
menghubungkan subtansia nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan
nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal
dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta
mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).
2.2 Etiologi
Penyakit Parkinson sering
dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak dan faktor-faktor
lainnya seperti :
1.
Defisiensi
dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit
Parkinson,
2.
Etiologi
yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau
penyebab lain yang tidak diketahui.
3.
Parkinson
juga disebabkan oleh obat antara lain:
reserpin
(serpasil),phenithiszzives,butjrophenous (contohnya haloperidol)
2.3 Patofisiologi
Secara tepat kelainan di batang otak,yaitu disubstansia nigra mesensefalon sebagai
substrat penyakit Parkinson.pemeriksaan makroskopik menunjukkan daerah yang
pucat (depigmentasi )pada pars kompacta substansia nigra yang dengan jelas
menunjukkan lenyap atau berkurangnya jumlah sel-sel neuromelanin yang
menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson.sedangkan pada pemeriksaan
mikroskopik menunjukkan adanya badan-badan lewy yang merupakan incrusion body
dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke tepi juga terlihat dekstruksi
sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen,serta sel-sel yang masih ada akan
menciut dan bervakuola.
Pada penyakit ini biasa muncul pada usia 10-60
tahun,dan factor genetif mempunyai peranan penting dalam keluarga.bila terjadi
pada usia dibawah 40 tahun disebut parkinsonismus juvenilis
2.4 Tanda dan Gejala
1.
Bradikinesia
(pergerakan lambat), hilang secara spontan,
2.
Tremor
yang menetap ,
3.
Tindakan
dan pergerakan yang tidak terkontrol,
4.
Gangguan
saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik),
5.
Depresi,
demensia,
6.
Wajah
seperti topeng.
2.5
Pemeriksaan Diagnostik
Observasi gejala klinis dilakukan dengan
mempelajari hasil foto untuk mengetahui gangguan.
2.6 Komplikasi
Komplikasi terbanyak dan tersering dari
penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan trauma karena jatuh.
2.7 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi
kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin.
2. Levodopa, merupakan prekursor dopamine,
dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu
pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
3. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan
respons dopamine di dalam otak.
4. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan
dopamine di dalam otak.
5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor
seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi
levodopa.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan
objektif pada klien dengan gangguan system persarafan meliputi anamnesis
riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian
psikososial.
2. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan
aktivitas.
3. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi
tubuh.
4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5. Kaji tanda depresi.
3.1 Pemeriksaan Fisik
1.
Mengkaji
skelet tubuh
Adanya deformitas dan
kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan
ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
2.
Mengkaji
tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura
lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian
dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
3.
Mengkaji
system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik
aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan
sendi
4.
Mengkaji
system otot
Kemampuan mengubah posisi,
kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas
untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5.
Mengkaji
cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak
teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang
lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan
abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah
– penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
6.
Mengkaji
kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat
menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan
adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna,
suhu dan waktu pengisian kapiler.
7.
Mengkaji
fungsional klien
a.
KATZ
Indeks Termasuk katagori yang mana:
Ø Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.
Ø Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi
diatas.
Ø Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi
yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu
lagi fungsi yang lain.
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
dan satu
Ø Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan satu fungsi yang lain.
Ø Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu
fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
b. Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO
|
FUNGSI
|
SKOR
|
KETERANGAN
|
1
|
Mengendalikan rangsang
pembuangan tinja
|
0
1
2
|
Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).
Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).
Terkendali teratur.
|
2
|
Mengendalikan rangsang
berkemih
|
0
1
2
|
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
Mandiri
|
3
|
Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)
|
0
1
|
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
|
4
|
Penggunaan jamban, masuk
dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)
|
0
1
2
|
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat
mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain.
Mandiri
|
5
|
Makan
|
0
1
2
|
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
|
6
|
Berubah sikap dari
berbaring ke duduk
|
0
1
2
3
|
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bias duduk
Bantuan minimal 1 orang.
Mandiri
|
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
3.3 Diagnosis keperawatan
1.
Gangguan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor
ditandai dengan:
DS:
klien mengatakan sulit melakukan kegiatan DO: tremor saat beraktivitas.
2.
Gangguan
pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan:
DS:
klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang
DO:
kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan membran mukosa pucat.
3.
Gangguan
komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan
kekakuan otot wajah ditandai dengan :
DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan
dalam berbicara
DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.
3.4
Intervensi
Dx.1 Tujuan : meningkatkan mobilitas
Kriteria Hasil:
1. Bantu klien melakukan olah raga setiap hari
seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau berkebun.
2. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga
postural sesuai petunjuk terapis.
3. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan
pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
4. Instruksikan klien untuk istirahat secara
teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.
5. Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan
teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar
terus.
6. Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki
terbuka.
7. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran,
mengangkat kaki saat berjalan, menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan
dengan langkah memanjang.
8. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik
untuk membantu memperbaiki sensorik.
Dx.2 Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Kriteria Hasil:
1. Ajarkan klien untuk berpikir saat
menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama, mengangkat lidah dengan makanan di
atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang dan menelan sambil mengangkat
kepala ke belakang.
2. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan,
menggunakan kedua dinding mulut.
3. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi
saliva secara sadar dengan memegang kepala dan menelan secara periodik.
4. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan
stabil dan menggunakan peralatan.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan
makanan selingan (snack).
6. Monitor berat badan.
Dx.3 Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
Kriteria Hasil:
1.
Jaga
komplikasi pengobatan.
2.
Rujuk ke
terapi wicara.
3.
Ajarkan
klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki
kata-kata, volume, dan intonasi.
4.
Nafas
dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam
kalimat setiap bernafas.
5.
Latih
berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam
perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.
3.5 Evaluasi
Ø Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan
latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.
Ø Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan
dua kali snack, tidak ada penurunan berat badan.
Ø Tidak adanya kesulitan dalam berbicara,
kata-kata dapat dipahami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar